PT. Sago Nauli Menyikapi Global Warming

2014-10-09 11:13

Bibit tanaman konservasi - Kapuk Randu (Ceiba Petandra) di Bibitan PT. Sago Nauli – Pasir  Putih

Pemanasan global atau global warming menjadi isu santer sejak pertengahan abad ke-20. Seiring dengan kemunculan revolusi industri yang melahirkan teknologi dan peralatan yang menghasilkan emisi polutan ke udara dalam jumlah yang luar biasa besar. Peningkatan konsentrasi polutan seperti gas CO2 di atmosfer disinyalir menyebabkan terjadinya efek rumah kaca yang memberikan andil besar terjadinya pemanasan global.

Efek rumah kaca sendiri, secara sederhana, terjadi karena energi dari sinar matahari yang tidak terserap oleh bumi dan dipantulkan kembali ke luar angkasa, terperangkap di atmosfer bumi. Energi yang terperangkap inilah yang kemudian kembali ke dan meningkatkan suhu permukaan bumi.

Isu pemanasan global menjadi penting karena selain menjadi persoalan lingkungan hidup yang masih diperdebatkan, masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri perlu untuk diteliti lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Oleh karena itu, upaya-upaya mengatasi pemanasan global telah menjadi sesuatu yang penting dan mendesak untuk dilakukan oleh siapapun.

Termasuk oleh perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan seperti PT. Sago Nauli. Upaya konservasi dilakukan salah satunya dengan menggalakkan penanaman berbagai jenis pohon. Adapun saat ini, salah satu yang telah dilakukan adalah penanaman mahoni dan randu di sepanjang tepi jalan blok A11 (Inti) dan blok 111 dan blok 112 (Plasma IV) serta di sisi alur sungai Batang Lobung.

(Mustawa/22-09-2014)