JAMAAH MASJID AL AMANAH PMKS PT. SAGO NAULI SINUNUKAN MENYANTUNI ANAK YATIM DAN LANSIA

2015-09-11 13:48

Pada mulanya adalah ketergerakan hati untuk berbagi. Ketergerakan yang kemudian menumbuhkan keinsyafan yang selanjutnya mewujud pada tindakan nyata: menyantuni anak yatim dan lansia dari desa-desa sekitar lokasi PMKS Sinunukan.

Hari minggu (23/8), bertajuk kegiatan dzikir akbar di komplek masjid Al Amanah PMKS PT. Sago Nauli Sinunukan, disamping melangitkan do’a dan pengharapan baik, juga dilakukan kegiatan amal sosial berupa penyerahan santunan kepada anak yatim dan lansia. Dengan demikian bukan hanya dimensi vertikal, hubungan insan kepada Allah (hablun min Allah) saja yang dibangun, melainkan pada saat yang sama menguatkan ikatan hubungan antar-insan (hablun min ‘lnas).

Sebanyak 41 anak yatim dan 20 orang lansia dari beberapa desa di sekitar telah menerima santunan pada hari itu. Mereka adalah warga desa Sinunukan IV, Pasir Putih, dan Airapa. Mengapa hanya dari tiga desa? Bukankah ada banyak desa di sekitar lokasi kerja PMKS Sinunukan? Apakah ini bukan sikap diskriminatif? Tidak! Untuk ini ada alasannya, “Supaya jumlah yang dibagikan layak,” kata Sugiyono, seorang yang terlibat intens dalam kegiatan ini. Lagi pula kegiatan ini direncanakan menjadi agenda rutin tiap enam bulan. Dengan demikian, “Pada waktu yang lain nanti santunan kita berikan kepada anak yatim dan lansia dari desa lain. Bergilirlah.”

Begitulah jamaah masjid Al Amanah, bukan sekadar menyemai melainkan juga mengajak banyak pihak untuk terlibat dalam kebaikan. Iya, lho. Memangnya dari mana mereka bisa membuat kegiatan amal pemberian santunan seperti itu kalau tidak melibatkan pihak lain? Ternyata dana yang kemudian dibagikan sebagai santunan itu berasal dari penghimpunan infak ikhlas: jamaah masjid, warga PMKS dan  karyawan yang terkumpul sebanyak 8 juta. Dan… dari PT. Sago Nauli sebanyak angka yang sama.

Kegiatan mulia yang memang direncanakan berlanjut menjadi agenda rutin itu diharapkan memberikan makna kebaikan yang kian luas di masa-masa mendatang. Hal ini hanya termungkinkan bila keinsyafan dan tingkat partisipasi berbagai pihak -- jamaah masjid, karyawan dan warga masyarakat -- juga makin meningkat. Tidak kalah penting daripada itu adalah dukungan management PT. Sago Nauli yang diyakini tak akan menolak hal-hal yang bernilai kebaikan.

Dan apakah yang lebih baik dari pada saling berbagi kebaikan? Ketika kita mampu membagi sebagian rejeki yang dianugerahkan Allah kepada saudara kita yang lebih membutuhkan, dan saudara kita itu membalas dengan kebaikan berupa pelangitan do’a dan harapan baik. Bukankah insya Allah dengan itu Allah akan ridha.? Dan bukankah, “barang siapa yang datang dengan kebaikan, maka baginya balasan sepuluh kebaikan.”?

video rekaman acara

(Mustawa)