- PT. Sago Nauli

PT. Sago Nauli

PT. Sago Nauli

Rapat Direksi PT. Sago Nauli-Pengurus KUD

2016-03-24 8:15

Apa jadinya bila direksi PT. Sago Nauli duduk satu meja dengan delapan koperasi yang merupakan mitra kerjanya?

Dapat dipastikan terjadi perbincangan yang hangat di antara mereka. Suasana hangat yang tidak hanya bisa ditafsirkan sebagai keakraban, melainkan sekaligus juga “pertikaian”. Bagaimana tidak, baik direksi PT. Sago Nauli maupun pengurus KUD—Harapan, Cerah, Cahaya, Hemat, Sawit Murni, Bina Karya, Telaga Tujuh dan Bina Desa—adalah stake holder pada perkebunan plasma ini.

Pengkomunikasian perbedaan persepsi terhadap suatu permasalahan, tidak jarang memantik timbulnya perdebatan yang memanas. Seperti masalah kematangan buah yang diinginkan perusahaan, mendapat tanggapan “keras” dari KUD Harapan. Mereka berpendapat, bahwa penerapan fraksi kematangan akan berpengaruh pada menurunnya produksi yang berujung pada rendahnya SHP bagi petani plasma. Padahal, sebagaimana kemudian dijelaskan oleh Dirut PT. Sago Nauli, bahwa penerapan fraksi kematangan tidak akan berpengaruh pada penurunan produksi. Bagaimana produksi menurun, bukankah buah sawit tetap dipanen? Kalaupun pada minggu ini belum cukup matang, bukankah minggu berikutnya sudah cukup matang untuk dipanen? Jadi tak ada yang dirugikan, bukan?

Penurunan produksi, lanjut Dirut PT. Sago Nauli, lebih disebabkan oleh karena tanaman kekurangan nutrisi akibat pembatasan pemupukan oleh KUD yang beralasan menekan cost demi peningkatan SHP. Sementara aplikasi pupuk mestinya  mengacu pada rekomendasi yang dikeluarkan bagian agronomi. Sebab rekomendasi tersebut didasarkan pada riset dan sumber-sumber terpercaya yang telah berpengalaman di dunia perkebunan kelapa sawit.

Kendati demikian, PT. Sago Nauli bisa memahami alasan pembatasan aplikasi pupuk oleh KUD tersebut. Alternatiif solusinya adalah pemanfaatan limbah sebagai pupuk organik seperti tandan kosong dan solid. Namun yang disebut terakhir memiliki kendala teknis untuk diaplikasikan di kebun plasma yang sebagian besar memiliki topografi tidak datar, sehingga tidak bisa dibuat  parit-parit solid.

Persoalan lain yang juga memicu perdebatan adalah masalah teknis pengiriman brondolan ke PMKS. Kali ini perbedaan pandangan terjadi justru antarsesama KUD. KUD Cahaya dan Hemat, menghendaki peniadaan HK Kutip Brondolan. Brondolan langsung dikutip oleh tukang muat dan diangkut bersama TBS. Alasannya efficiency cost, dan kualitas brondolan yang dikirim serta menghindarkan kemungkinan brondolan tidak terkirim ke PMKS.

Sebaliknya KUD Harapan dan Cerah, dengan alasan kesulitan mencari tenaga muat, tidak setuju penghapusan HK Kutip Brondolan. Digambarkan, bahwa dalam masa-masa trek buah (low crop) seperti saat ini saja, untuk mengirim brondolan, kadang sampai jam 8-10 malam. Bagaimana dengan bulan-bulan panen raya (peak crop)? Mau pulang angkut buah jam berapa?

Pertikaian antar-KUD itu pun akhirnya ditengahi oleh Dirut PT. Sago Nauli yang mempersilahkan masing-masing KUD menerapkan cara pengiriman brondolan yang dikehendaki. Toh semua biaya ditanggung oleh KUD.

Akan tetapi tidak semua hal memicu kegaduhan. Buktinya ketika Dirut PT. Sago Nauli menyampaikan, bahwa per 01 Februari 2016, untuk buah KUD tidak ada lagi potongan tangkai panjang dan sampah, yang ada hanya potongan wajib 1.5% dan potongan air 2% (bila hujan), semua tersenyum senang.

Kabar gembira lain disampaikan oleh Dirut PT. Sago Nauli, bahwa jembatan di Sinunukan V akan segera selesai, dan rencana peresmian penggunaannya akan dilakukan oleh Bupati Mandailing Natal. Untuk hal ini, Kepala Desa Sinunukan V memberikan usulan nama SOPO NYONO (Siapa Duga). Sebuah ungkapan kontemplatif akan sebuah kebahagiaan yang teraih setelah menempuh upaya perjuangan yang—barangkali—melelahkan.

Selebihnya permintaan yang berkait dengan perbaikan pengelolaan kebun seperti keluhan Koperasi Produsen Bina Karya Sinunukan V yang meminta perbaikan TPH. Disampaikan, bahwa kondisi saat ini masih banyak TPH yang posisinya di badan jalan. Dirut PT. Sago Nauli meminta pembuatan TPH ini diprioritaskan. Sementara GM, menanggapi permintaan tersebut, menyatakan bahwa sebenarnya hal itu sudah diprogramkan. Namun realisasinya menunggu mobil timbun tanah, karena kondisi jalan blok di areal kebun Plasma Sinunukan V kebanyakan miring ke arah parit, sehingga tidak bisa dibuat  TPH tanpa menimbun terlebih dahulu.

Terakhir, kendati masih dini, Dirut PT. Sago Nauli melempar gagasan tentang konsep replanting. Yang ditawarkan adalah konsep Inplant, yaitu menanam sawit baru pada gawangan dengan membiarkan tanaman tua yang masih produktif tetap hidup. Adapun tanaman yang tidak produktif lagi disuntik racun. Dengan demikian, maka selama proses replanting masih tetap ada produksi dan masyarakat petani plasma tetap menerima SHP. Apalagi bila tanaman baru menggunakan jenis Topaz yang dalam usia 2 tahun 7 bulan sudah bisa panen dan jarak tanam yang memungkinkan populasi 143 pokok/ Ha, tentu masa replanting tidak lagi menjadi bayangan masa paceklik.

(Mustawa)



About us
kami adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan dan Industri Pengolahan kelapa sawit. klik sini untuk detail informasi.
Polling

Contact Details
Company Location

PT. Sago Nauli
Jl. Glugur no. 38
Medan, Sumatera Utara

How To Contact Us

Email: sagonauli@gmail.com
Phone: 061. 4150935   Fax: 061. 4522790

Office Hours

Senin-Jumat: 08:30 - 17:00
Sabtu: 08:30 - 13:30



© Hosting Rumahweb Indonesia